LAMAN

BERITA UTAMA

Rabu, 17 Oktober 2018

SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL 2018



Ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional disambut baik dan penuh suka cita oleh masyarakat pesantren, khususnya masyarakat yang berafiliasi baik secara struktural maupun kultural dengan Nahdlatul Ulama. Pengakuan ini sangat penting sebagai bentuk apresiasi negara terhadap peran kaum santri dalam konstalasi sejarah Republik ini dan bentuk konsistensi tiada henti kaum santri dalam mempertahankan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Negeri ini memang tak seharusnya meminggrikan peran kaum santri dalam panggung nasional di bidang politik dan sosial budaya Indonesia. 


Peringatan hari santri nasional yang sudah dimulai dari tahun 2015, sejak ditetapkan melalui Keputusan Presiden nomor 22 tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015, menjadi momentum bagi masyarakat pesantren untuk lebih menegaskan lagi eksistensi dan peran pentingnya bagi kemajuan bangsa Indonesia dalam dunia global. Tak cukup hanya dengan melaksanakan kegiatan massif seremonial seperti upacara besar-besaran di seluruh pelosok negeri tetapi juga dengan melakukan collective action untuk menciptakan upaya-upaya sistemik dalam menguatkan kualitas pendidikan Islam masyarakat pesantren, baik pendidikan yang direpresentasikan dalam bentuk institusi formal pendidikan maupun pendidikan non formal. Yang menjadi tantangan terbesar kaum santri saat ini adalah bagaimana menjadikan Indonesia lebih berdikari di segala bidang, bagaimana Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI tetap bertahan dan tetap menjadi komitmen langgeng sikap kebangsaan, bagaiamana Indonesia mampu menjadi negara yang diperhitungkan oleh dunia dalam perannya menciptakan perdamaian, bagaimana masyarakat pesantren sendiri mampu berbaur dan mewarnai kehidupan modern ini tanpa harus kehilangan jati diri sebagai masyarakat santri, bagaimana masyarakat pesantren berada di garda terdepan mengambil peran aktif dan positif di segala sektor kehidupan berbangsa dan bernegara, bagaimana masyarakat pesantren mampu mengusung Islam yang berwajah rahmatan lil’aalamin sehingga menjadi kiblat Islam yang ramah bagi dunia. Dan kunci utama untuk menjawab semua tantangan tersebut adalah pendidikan unggul yang dimiliki dan dienyam oleh setiap diri masyarakat pesantren. Tanpa kunci utama tersebut masyarakat pesantren hanya akan menjadi penonton dan obyek kehidupan global modern yang tergagap-gagap menjawab tantangan-tantangan terbesar bangsa ini. Kegiatan seremonial yang bersifat massif dan akbar memang perlu bahkan penting sebagai bentuk image building, penanda eksistensi, tetapi tentu belum substantif. Jika masyarakat pesantren lebih puas dengan kegiatan seremonial belaka tentu sangat disayangkan. Kritik dari golongan yang tidak setuju dengan penetapan hari santri nasional karena dianggap sebagai romantisme sejarah belaka dan belum bervisi ke depan kiranya harus menjadi cambuk agar hari santri nasional benar-benar menjadi momentum yang memotivasi untuk memberdayakan diri sehingga dapat memberikan konstribusi penting untuk kemajuan bangsa Indonesia. Kaum santri sudah waktunya masuk ke tengah peradaban negeri ini dan merangsek ke bagian depan untuk membungkam kritik-kritik pedas yang selama ini dialamatkan kepada kita, kaum santri negeri ini. Semoga. 

Selamat Hari Santri Nasional tahun 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts