LAMAN

BERITA UTAMA

Kamis, 14 Februari 2019

KEHIDUPAN PUISI GUS MUS


….. Dimana-mana sesama saudara. Saling cakar berebut benar. Sambil terus berbuat kesalahan. Qur’an dan sabdamu hanyalah kendaraan. Masing-masing mereka yang berkepentingan. Aku pun meninggalkan mereka. Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku – 
- Gus Mus -

lustrasi: Gus Mus
Kadang aku bertanya-tanya, di Jaman dimana orang-orang begitu memuja materi,
daging, dan bungkus. Melupakan begitu saja nilai, ruh, dan esensi. Masihkan ada
yang peduli dengan nilai-nilai budaya?
Coba saja kita lihat, di antara anak-anak lulusan SMA kita, yang pintar-pintar itu,
masih adakah diantara mereka yang ingin masuk Fakultas Ilmu Budaya?
Rasanya hampir semuanya berebut ingin masuk Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu
Komputer, Fakultas Teknik, atau Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Kenapa?
Prospek pekerjaan yang mendatangkan uang terbanyak semata bukan?
Jika uang semata yang menjadi ukuran kita bersama, janganlah heran, maklumlah, jika
negeri kita yang bak miniatur syurga ini menjadi terasa bak emperan neraka, karena
dihuni oleh manusia-manusia yang tak lagi berbudaya.
Mereka saling sikut, saling iri dan dengki, saling tipu dan memperdaya, berebut
kuasa, berebut jabatan, yang ujung-ujung nya untuk menumpuk-numpuk kekayaan untuk
mereka atau golongan mereka sendiri. Ketidakjujuran menjadi kebiasaan.
Sudahlah, selama penguasa ekonomi dan penguasa politik yang menjadi punggawa terdepan bangsa ini, rasanya revolusi mental yang digalakkan pemerintah hanyalah ilusi belaka.
Seharusnya, para budayawan lah yang berada di garda terdepan dalam revolusi mental. Merekalah, sedikit orang yang tersisa di negeri ini yang masih memiliki nurani. Yang masih menjunjung tinggi nilai bukan angka.
Salah satu sedikit budayawan Indonesia yang patut kita teladani adalah Cak Nur dan Gus Mus. Aku  sudah pernah menulis tentang Cak Nun di sini. Kali ini , aku ingin sekali menulis tentang Gus Mus sebagai sosok yang budayawan.
Saat para kyai banyak yang berebut kuasa, terjebak dalam pragmatisme politik, silau oleh magrong-magrongnya dunia. Gus Mus, adalah salah satu dari sedikit kyai yang bisa menahan diri dari jebakan-jebakan itu. Gus Mus, tetaplah kyai yang sederhana dan bersahaja. Kesederhanaan dan kebersahajaan sebagai pilihan hidup, bukan sebuah keniscayaan.
Saat banyak kyai pesantren yang berlomba-lomba menyodorkan proposal kepada tokoh partai politik, para pejabat negara, untuk menyulap pesantren nya menjadi megah. Gus Mus, memilih, tetap menjadikan pesantrenya tetap sederhana namun pernah kebarokahan.
Ceramahnya menyejukkan, kata-katanya dari nurani yang terdalam. Tanpa muatan kepentingan. Melalui puisi-puisinya Gus Mus, mengajak kita, mengingatkan kita kembali untuk merenungkan hakikat dari kehidupan, kemanusian, kenegaraan, kebudayaan, keberagamaan, dan keislaman kita yang sebenarnya. Yang selama ini telah banyak terdistorsi oleh berbagai kepentingan-kepentingan yang membelokkan.
Kawan, mari kita sejenak, ikut merenungi kehidupan dan kemanusiaan kita bersama Gus Mus. Lewat puisi-puisi yang ditulis dengan hati lembut Gus Mus. Aku sudah mengumpulkanya, disini. Semoga bermanfaat.


ASMAUL HUSNA


YA ALLAH

Semoga tidak hanya mulut hamba
Hati hamba pun menyatakan
Hanya Engkau Tuhan
Tuhan hamba

YA RAHMAAN YA RAHIIM

Demi kasih sayang ibu
yang menahan kantuk sepanjang malam
agar puteranya tetap lelap
nyaman dalam hangat pelukan
dan merdu kidungnya,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Demi induk kuda yang hati-hati
meletakkan kaki-kakinya
agar tak menginjak anak-anaknya,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Demi burung yang tak tega
mendengar cicit piyik-piyiknya
dan segera melolohnya,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Demi para pengasih yang mengeluskan perhatian
pada bocah-bocah yatim yang papa,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Demi kerelaan kekasih
mengorbankan segala,
limpahkanlah kasihsayangMu
wahai Sang Mahakasihsayang
Wahai Sang Mahakasihsayang
yang membagi satu perseratus kasihsayangNya
kepada hamba-hambaNya yang pengasih dan penyayang,
pancarkanlah cahaya kasihsayangMu
di hati para pembenci dan pendengki
di hati raja tega yang tak berperasaan
Janganlah Engkau siksa mereka
dengan kegelapan kebencian
luapan kedengkian
dan kematian ruhani

YA MAALIKU YA QUDDUUS

Wahai Sang Mahapenguasa
Yang memberi kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau suka
Yang memberi kekuasaan kepada
nabi Yusuf, nabi Sulaiman, Iskandar yang agung
hingga Umar Ibn Abdul Aziz dan Sultan Agung
Yang memberi kekuasaan kepada
Namrud, Firaun, Nero si kaisar Roma
hingga Hitler dan Bush si raja Amerika
Wahai Sang Mahasuci
yang telah mensucikan hati nabi Ibrahim dan nabi Musa
hingga nabi Isa dan nabi Muhammad al-musthafa,
berikanlah kekuasaan kepada kami
atas diri-diri kami
dan sucikanlah hati kami
dari daki-daki kesombongan, kedengkian, dan keserakahan
dan dari kesewenang-wenangan jabatan dan kepentingan.

YA SALAAMU YA MU’MIN

Kedamaian dan ketentraman purnama dalam langit malamnya
Kedamaian dan ketentraman bayi dalam dekapan ibunya
Kedamaian dan ketentraman sufi dalam kefanaan wushulnya
Kedamaian dan ketentraman hati dalam kerelaan pemiliknya
Adalah bagian dari percikan rahmatMu
Wahai Sang Mahapemberi Kedamaian dan ketentraman
Percikkanlah kedamaian dan ketentraman di kalbu kami
Wahai Sang Mahapemberi rasa aman
Berilah kami rasa aman dariMu dalam ridhaMu
Bukan rasa aman yang meninabobokkan
penyembah sorga dalam ibadahnya
Bukan rasa aman yang meninabobokkan
penyembah dunia dalam kehidupannya


YA MUHAIMINU

Singa, serigala, ular, buaya, dan bahkan manusia
yang merasa diri perkasa
mengawasi tepatnya mengincar mangsa mereka
dengan mata mereka yang nyalang
Engkau Yang Mahaperkasa
mengawasi makhluk-makhlukMu semesta
dengan mata kasihsayang
Lindungilah kami dari incaran kekejian diri kami sendiri
dan apa saja yang membuatMu berpaling dari kami

YA ‘AZIIZU

Mereka yang merasa menang
cenderung sewenang-wenang
Mereka yang berjaya
cenderung suka menganiaya
menjarah yang kalah
menista yang tak berdaya
Engkau Yang Mahamenang di atas segala yang menang
Yang Mahajaya dari semua yang berjaya
Menangkanlah kami atas nafsu-nafsu kami yang rakus
Dukunglah kami menundukkan diri kami yang angkuh
Bantulah kami meraih kejayaan yang tak semu:
mahkota keridhaanMu

YA JABBAARU YA MUTAKABBIR

Penguasa-penguasa yang perkasa
Cepat atau lambat
hancur karena takabur
Khalifah yang lupa kehambaannya
lupa kelemahannya
dikejutkan oleh kejatuhannya
Hanya Engkaulah, wahai Yang Mahaperkasa
yang berhak takabur karena Engkau Mahasempurna
Kelebihan apa pun yang Engkau limpahkan kepada kami
janganlah Engkau jadikan penyebab lupa dan bangga diri
Lindungilah kami dari keangkuhan
yang menjauhkan kami dari kasihMu


Puisi : Gus Mus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts